Wednesday 27 October 2010

Pesan kepada Sahabat: Your life has to move on!

Dear Friend, 
Sebelum terlanjur, mohon maaf jika tulisan ini panjang seperti kereta api... Jika lelah membacanya, hentikan saja dan tulislah beberapa kata di statusmu, atau ke dapur dan masaklah sesuatu...hehe

Semua orang melakukan kesalahan... Pertanyaan: Apakah kita punya hak untuk menjatuhkan 'vonis' kepada setiap orang yang melakukan kesalahan (kepada kita)? Jawab: TIDAK... tentu saja tidak!! Itu bukan hak kita!! Itu hak ALLAH!! Hak kita cuma mengetahui dan membantu untuk memperbaiki kesalahan itu. KITA BUKAN SIAPA-SIAPA... DAN BUKAN APA-APA... Kalaupun kita mengambil alih hak ALLAH dengan mem-vonis orang karena perilakunya yang tidak berkenan dengan maunya kita, betapa sombongnya kita!! 

Pasangan Hidup
Saat kita memilih pasang hidup, maka pada saat itu kita (mestinya) mengetahui resiko-resiko yang akan kita hadapi akibat pilihan itu. Hidup ini sulit..sangat sulit (terutama saya pada saat-saat seperti ini; sendirian, ga punya rumah, ga punya duit, ga punya segala-galanya...hiks). Namun mungkin kesulitan itu dapat 'sedikit' diredam dengan tidak mempersulit hidup itu sendiri dengan 'merasa diri paling benar dan sempuran se-dunia'. Dan orang-orang seperti itulah yang banyak berkeliaran di Suatu Tempat yang kita 'tahu itu dimana'. Terkadang terpikir betapa mudahnya hidup  ini kalau semua masalah yang kita hadapi bisa dibagi dengan pasangan kita. Mencari solusi bersama mungkin terasa begitu mudah... Sebagai istri, kita ga perlu susah-susah mikirin besok ada duit ga untuk beli makanan atau bayar kontrakan. Karena sudah ada suami yang HARUS melakukannya... dll deh!!

Aq pikir, semua pemikiran2 itu (punya pasangan hidup) dimiliki oleh setiap wanita (walau sebebas apa pun dia seperti di sini). ALLAH menciptakan manusia dengan sangat indahnya; berpasang-pasangan. Tahu kenapa? Karena ALLAH tahu bahwa manusia itu 'manja'!! Ga bisa hidup sendirian!! Harus 'selalu' dibantu oleh orang laen selama hidup mereka. Pernahkah kamu bertanya dalam hati 'mengapa kamu selalu ingin dibantu oleh suamimu?', atau 'Apakah kamu sudah maksimal membantu suamimu?', atau 'Mengapa suamimu selalu ingin dibantu oleh kamu?'..atau..atau..atau...

Pernahkah kamu bertanya pada dirimu sendiri 'Apakah saya orang yang beruntung?', atau 'Beruntungkah saya mendapatkan hidup seperti sekarang?' (Suami berkarir, Anak yang membanggakan, Pekerjaan yang menjanjikan masa depan cemerlang, dll). Pernahkah kamu bersyukur akan semua itu? Dan pernahkah kamu seperti tiba-tiba terbangun dan seakan-akan kamu tersadar di suatu tempat 'antah berantah' yang di sekelilingmu gunungan emas berlian aneka rupa dan kemudian kamu bertanya 'Apakah ini semua milikku?'. Yah...itulah kamu!! Tapi semua bukan 'milikmu'!! Kamu hanya meminjamnya untuk sesaat. Dan itu artinya kamu tidak memiliki 'hak penuh' untuk memperlakukan apa yang kamu punya semau hati kamu. Tahu kan artinya 'meminjam' selanjutnya? Itu artinya kamu tidak mempunyai 'kontrol' 100%, karena yang memiliki 'kendali' itulah yang akan berperan 'penuh' menentukan kemana, untuk apa dan bagaimana 'pinjaman' itu dikontrol... (do you get my point? ngerti ga? soalnya aq juga bingung...hehe)...

Least but not last, SABAR, BERSYUKUR DAN IKHLAS... itu yang aq pikir bisa kamu lakukan sekarang ini. Suami, anak dan harta bukanlah milik kamu!! Mereka dipinjamkan untukmu supaya kamu bersyukur dengan yang apa kamu punya. Mereka adalah pengingat bagimu bahwa KAMU BUKAN SIAPA-SIAPA DAN BUKAN APA-APA. Itu ujian bagimu dan mengukur sebatasmana kamu selama ini menyadari bahwa ALLAH yang berkuasa atas kamu dan hidupmu dan semua apa yang ada digenggamanmu sekarang.

Bersyukur
Aq yakin sebenarnya kamu ga bermaksud menulis kata2 'yang aneh' di status aq kemarin. Dan aq yakin (mungkin) saat ini memang 'luka hati' itu masih basah dan berdarah. Kamu masih merasakan betapa 'tidak adilnya' perlakuan itu. Namun itulah hidup. Jika kamu tidak diuji, kamu tidak akan lulus. Jika kamu tidak mendapatkan masalah hidup, berarti kamu sudah mati. Masalah membuat kita menjadi lebih 'tahan banting' dan dewasa. Kita dilatih (ALLAH) untuk memahami bahwa kita adalah manusai yang 'sangat' lemah. Emosi mudah teraduk-aduk adalah salah satu kelemahan manusia. Yang sudah pasti harus diketahui (olehmu) adalah, APAKAH KAMU SADAR BAHWA KAMU ADALAH 'MANUSIA'?.

Pepatah bilang 'Berjuang untuk mempertahankan jauh lebih berat daripada mendapatkan'.. itulah yang dapat kamu pegang saat ini. Kamu berjuang untuk mempertahankan apa yang sudah 'dipinjamkan' kepadamu. Hasil akhirnya cuma ada 2: BISA atau TIDAK. Kalau kamu MENYERAH berarti kamu TIDAK bisa dan kalah dari keputusan yang kamu buat saat memilih Suamimu sebagai pendamping hidupmu. Kalau kamu BISA bertahan berarti kamu MEMENANGI perang dengan resiko-resiko yang merupakan efek dari keputusan memilih dia sebagai Ayah anak-anakmu. Memang semua tidak semudah apa yang dikatakan. Tapi MENCOBA yang terbaik adalah pilihanmu sekarang.

Berusahalah menjadi WANITA yang TEGAR dan DEWASA. Saat ini semua orang meyakini bahwa kamu adalah korban... Namun dengan terus menerus menulis hal-hal pribadi yang semestinya tidak menjadi 'konsumsi publik' di FB adalah bukan pilihan DEWASA yang dilakukan oleh orang dewasa. Itu akan menjadi BUMERANG bagimu dan kamu akan semakin terpuruk dengan 'vonis' orang-orang selanjutnya: ISTRI yang GANAS!! hehe... Orang akan menilai kamu rendah dengan 'pilihan' kata yang tidak bijak. Don't do that, please!! Sebelum melakukan itu (kalaupun emang terpaksa), pikirkan perasaan suami dan keluargamu. Terutama Suamimu... dia pasti akan semakin terpuruk!! Ego-nya akan semakin terlukai... dan hal-hal yang 'semula' tidak pernah terpikirkan, bisa saja terjadi (semoga tidaaakk!!).

Memang kadang-kadang untuk menjadi dewasa itu tidak mudah. Kita butuh masalah, ancaman, ketidakstabilan emosi, dll sebagai alat untuk menjadi dewasa. Semoga dengan adanya masalah ini, kalian menjadi semakin 'tertantang' untuk dewasa (berpikir). Semakin menyadari bahwa 'mungkin' kalian pernah salah dalam bertindak, sombong dalam berlaku, angkuh dalam berjalan dan...klik!! ALLAH dengan sekali petikan jari tengah dan jempol membalikkan itu semua menjadi 'keterpurukan emosi, kesengsaraan pikiran dan kesempitan hati'. The next reaksi yang ingin ALLAH lihat adalah: apa yang akan kalian lakukan? Mengingat-Nya kembali atau memasabodohkan keberadaan-Nya dengan tindakan-tindakan emosional yang 'bodoh'!

Apa kamu pernah intropeksi diri sebelum menanyakan 'mengapa mereka tega menyakiti kamu?'. Nah, cari dan temukanlah jawabannya melalu bercermin akan perilaku, perbuatan dan tutur katamu sebelum-sebelumnya. Mungkin ada disatu titik waktu dimana kamu 'tanpa sengaja' menggiring suamimu ke arah 'penghianatan' itu. Wallahualam... Aq yakin mungkin itu salah satu alasan mengapa suamimu 'lupa' dengan keluarga. Tapi mungkin banyak hal lain yang menyebabkannya. Semua sangat complicated!! Namun satu hal yang bisa diyakini bahwa selama kamu belum menyerah dan ingin bertahan serta berjuang, kesempatan untuk menang (melawan luka dan kekecewaan) dan memperbaiki (keluarga) selalu terbuka.

ALLAH Maha Pemaaf dan Penyayang. Copy-lah itu walaupun hanya setitik debu. Yakinlah bahwa kamu melakuka itu bukan hanya untuk Suamimu, bukan semata untuk anak-anakmu, tetapi untuk tabungan 'kebajikan'mu di akhirat kelak. Jika kamu meyakini bahwa kamu adalah istri yang sabar dan pemaaf, insyaallah semua akan berbalas di hari kemudian. Dengan Sabar, Ikhlas dan Tawakal, kamu sudah menanam pohon amal di Surga. Kamu sudah memenangi SEPARUH pertempuran itu. Nah, tinggal separuh jalan lagi untuk memperoleh kemenangan abadi; mengajak Suamimu bertobat dan menata kembali rumah tangga yang kalian idam-idamkan sebelum menikah. Cukup berat memang, tapi itu tidak mungkin tidak bisa dilakukan!!

Lawan Jenis
Ketertarikan kepada lawan jenis atau pun sesama jenis (disini banyak lho yg homo!!) walau sudah menikah pun itu sangat sering terjadi. Memang semuanya kadang-kadang bahkan diluar kendali kita. Kalau sudah begitu, kita hanya lakukan yang terbaik bagi semua. Melindungi suami dan anak-anak adalah lebih sulit bagi wanita. Namun itulah yang juga mesti dilakukan. Kehidupan rumah tangga dapat menciptakan keseimbangan hidup masing-masing individu. Yang menjadi hal penting bagaimana menciptakan hal itu adalah melakukan 'komunikasi' yang intens dan tanpa kenal lelah, sesulit apa pun halangan yang merintangi.

Mungkin selama ini Suamimu yang melindungi kamu dan anak2. Nah, menurut aq, sudah saatnya kamu menunjukin kepada semua orang yang sudah terlanjur 'mencela' kalian bahwa kamu bisa melindungi suami dan anak-anakmu. Tunjukkan kepada mereka bahwa keluarga kalian tidak 'habis' gara-gara kejadian itu. Anggap saja peristiwa itu sebagai 'teguran' bagi kalian, terutama kamu, untuk membenahi diri kedepannya.

Mungkin sangat sulit untuk tidak membenci orang yang sudah menyebabkan Suamimu berpaling dan lupa 'sesaat'. Namun jika kamu bisa membalikkan itu dengan perasaan 'kasihan' dan 'empati' kepada dia (karena belum menikah pada usia yang semestinya menurut ukuran masyarakat kita). Yakinkan dirimu bahwa dia tidak 'seberuntung' kamu yang telah diberi tanggung jawab oleh ALLAH untuk mengurus seorang suami dan anak-anak tercinta sebagai ladang ibadah kamu untuk menggali amal di dunia. MEMAAFKAN mungkin sangat sulit bagimu saat ini setelah 'penghianatan' itu terungkap. Namun itulah HARTA BERHARGA yang kamu miliki saat ini. Berkilauan memanggilmu untuk mendekat dan menyentuh serta menggenggamnya. Segera ambil dan manfaatkan itu untuk mendapatkan HIDUP yang lebih BERKAH.

LANJUTKAN hidupmu tanpa kenal lelah, you have to move on!! Ga ada yang akan menghentikan kamu (selain ALLAH) untuk berjuang mempertahankan apa yang sudah ALLAH amanahkan kepadamu. Amanah itu akan kamu pertanggungjawabkan kelak. Jika kamu terus berjuang, Insya Allah secara perlahan kamu akan menuai BERKAH ALLAH yang tidak pernah kamu duga sebelumnya.

Biarkan orang lain saat ini 'mencela' kalian. Yakinkanlah bahwa kalian 'tidak akan mati' dengan celaan-celaan itu. Keluarlah dan nikmati hidup seperti apa adanya; ke pasar, mall, kantor, rumah makan, dll. Hidup di masyarakat seperti di kota kamu sekarang yang serba 'ingin tahu' emang sulit. Namun tidak sulit jika kalian menghadapinya bersama-sama. Tantang mereka dengan 'senyum ikhlas' dan 'kerja keras'. Bungkam mulut mereka dengan 'perbaikan' rumah tangga yang menakjubkan. Jangan 'memuliakan' mereka (para pencela yang pura-pura simpati dan bertanya) dengan mengisolasi keluargamu dari kehidupan luar yang semestinya menjadi hak kalian untuk dinikmati.

Beri kesempatan bagi dirimu dan Suamimu untuk memperbaiki diri...
Dia adalah hak kamu, tetapi bukan milikmu!! Dia hanya amanah yang harus kamu jaga. Yah...kamu pernah gagal sekali dalam menjaga amanah itu. Namun kamu masih ada waktu untuk 'kembali' menjaga dan memperbaiki kegagalan itu. Bawa dia kembali ke keluarga. Rangkul dia dengan senyum dan keikhlasan hati. Bimbing dia dengan kejernihan pikiran dewasa seorang istri. Maafkan dia karena dia adalah manusia biasa seperti kamu. Genggamlah tangannya erat dengan kehangatan jari-jari seorang wanita tegar. Nyamankanlah dia dengan tutur kata yang halus dan hangat. Cintailah dia sebagai bagian dari tanggungjawab dan kecintaanmu kepada ALLAH. Insya Allah semua akan berjalan mudah bagimu yang saat ini sedang 'sulit'.

Maafkan aq karena baru sekarang bisa bicara seperti ini. Seharusnya aq tahu dari dulu dan membantu untuk menjaganya. Namun mungkin aq memang harus tahu belakangan setelah semuanya terjadi. Atau mungkin aq harus tahu setelah melalui 'perang komen' di status FB-ku...hehe

Sampaikan salamku pada Suami dan Anak-anakmu.

27 Oktober 2010
15 Grand Avenue
Hove


Pictures:

www.penerokajiwa.blogspot.com
www.yunisrikandi.wordpress.com
www.alvinpirlo.wordpress.com